Sabtu, November 29, 2008

Tangisan Anak Bangsa

Oleh: Teman sekaligus guru saya, Ust. Amiruddin (Abah Amir)

Kelabu pertengahan november, tepatnya hari minggu 15 november 2008, suasana kairo yang biasanya ramah keliahatan tidak bersahabat, bahkan pada hari itu bisa dibilang mencekam, sebab aktifitas masisir yang biasanya lalu lalang terlihat sepi dan tidak ada aktifitas sama sekali. setelah datang dari univ zamalik saya mengantar teman untuk daftar s2, diperjalanan pulang saya mendapat telpon dari teman bahwa ada salah satu teman al-mamaterku ditangkap mabahis (intel) "amn daulah", dalam pikiranku masih ada tanda tanya kenapa dia ditangkap? apakah melakukan tindakan kriminal? ataukah karena bekerja direstoran tanpa izin dagang?. sampai dirumah aku sholat magrib bersama temanku (kadi) kemudian kami memutuskan untuk berangkat kerumah mas boby yang ternyata juga sama2 ditangkap oleh aparat keamanan, dikarenakan macet total dari bawabah ula sampai H-10 kami memutuskan berjalan kaki saja dari mahattoh H-10 sampai bawabah III, sesekali berhenti di caffe melihat pertandingan El-ahly yg menyihir masyarakat kairo.

Sampai dirumah mas boby, kami dibukakan pintu oleh mbak intan (istri mas boby). dengan ramah beliau mempersilahkan kami masuk ruang tamu, dan ternyata didalam sudah ada saudara Toyyib yang lagi asik buat tempe. kami ber-empat ngobrol-ngobrol santai tentang kejadian siang, kira-kira ba'da dhuhur, toyyib mulai membuka cerita tentang kejadian tersebut; "tadi siang waktu aku digami' melihat polisi-polisi preman menangkapi teman kita dan aku santai saja tuturnya. setelah dia mengetahui yang digrebeg adalah mat'am (restoran), kemudian dia mencoba telpon mas Boby dan teman-yang bekerja di mat'am mas boby, ternyata HP yang dihubungi sudah ditutup semuanya sehingga tidak bisa dihubungi" , setelah toyyib pulang dari gami' ternyata teman-teman yang ada di warung mas boby sudah ditangkap semuanya, bukan hanya karyawan warung saja, bahkan pelanggan yang ada disanapun yang sedang menyantap makanan juga di angkut aparat keamanan karena tidak membawa paspor. mbak intan mulai angkat bicara, dia bilang tadi sore saya sudah ngasih paspor ayahnya andin (mas boby), ada salah satu petugas sebenarnya mau melepas mas boby, tetapi ada satunya lagi tidak memperbolehkan, karena visanya sudah habis 2 mingguan, mendengar penjelasan mbak intan sendi-sendi rasanya mau copot; cuma 2 minggu menjadi masalah? visa saya sendiri sudah mati hampir setahun, terus bagaimana saya kalau kena tangkap?, mbak intan mellanjutkan cerita, bahwa dia sudah dihubungi perwakilan atan bapak Hilman, dia bilang langsung mau diurusi bersama konsuler kayaknya. kami sudah mulai tenang sebab presiden PPMI juga sigap melihat suasana yang menghantui teman-teman masisir. ditengah-tengah ngobrol bel rumah berbunyi, setelah kami lihat ternyata yang datang orang rusia kalo gak salah namanya jorji, sebenarnya dia juga ketangkap polisi pada waktu makan diwarung boby, tetapi karena ada yang mengantarkan paspor dan visanya tidak mati dia dilepaskan aparat kemanan.

Maksud kedatangan jorji kerumah masboby sebenarnya ingin mengambil Hpnya ridwan yang tertinggal dirumah makan, tetapi setelah kami cari didalam mat'am Hpnya gak ada, pada waktu itu ridwan kelihatan gugup kata jorji saat amn daulah masuk kedalam ma'tam lengkap dengan peralatan laras panjang mereka, ada sekitar 10 an lebih polisi yang masuk serta menodongkan laras panjangnya seraya berkata la tataharrok! itla' barrooh! siapa yang gak kaget kata jorji, wong kita dalam keadaan makan kok. setelah kami periksa disemua tempat daerah ridwan duduk, ternyata Hpnya tidak ditemukan juga, ahirnya kami memutuskan untuk pulang saja "kembali kerumah mas boby". Ditengah-tengah perjalanan sambil menghela nafas jorji mengatakan saya seperti kriminal saja tadi, kok bisa-bisanya masalah visa saja mengeluarkan senjata, setelah sampai dirumah mas boby jorji pamitan seraya berkata kepada kami kalau butuh apa-apa telpon saja sama saya, gak apapa nanti saya bantu kok, ok kalo gitu aku pamit dulu.

Sekitar jam 10 malam presiden PPMI didampingi ayib dan fuad datang kerumah boby untuk ngambil paspor saudara aslimin, iqbal dan faizin yang belum diserahkan kepada pihak berwajib di H-6, setelah pasport semua terkumpulkan, kemudian pak presiden dkk. meluncur ke H-6, karena sudah ditunggu pak hilman dari atan dan pihak konsuler KBRI, selama 1jam kami menunggu hasil usaha atan dan konsuler untuk mengeluarkan teman2 yang masuk tahanan, dan alhamdulillah setelah rombongan presiden PPMI dan pak hilman datang tidak hanya dengan tangan hampa, akan tetapi saudara aslimin dan iqbal yang mempunyai visa dapat keluar, dalam perbincangan malam itu saya masih ingat apa yang dikatakan pak hilman, mbak intan tenang2 saja, sebab mas boby visanya mati cuma 1 bulanan, insyaallah ada harapan, sedang kan faizin dan ridwan kayaknya sulit, karena visa faizin sudah mati selama dua tahun dan ridwan dari tahun 2007 belum naql bayyanat, mbak intan tenang saja, besok mas boby akan dikeluarkan.

Kami merasa lega dan puas melihat kinerja KBRI yang begitu cepat, bahkan pak hilman juga bilang, hanya KBRI indonesialah yang pertama kali mengurus masisir yang tersangkut dengan masalah visa di qism tsani (kantor polisi) H-6. pak hilman pun pamit pulang dan kami langsung mempersiapkan makanan untuk mengirim tiga teman kita yang ada dalam tahanan, pada waktu itu yang mengantar nashir tailand, presiden PPMI dan ayib, alhamdulillah makanan yang dikirim malam itu diperbolehkan masuk oleh para penjaga, walaupun selimut tidak diperbolehkan masuk.

Masuk hari kedua, belum ada perkembangan yang signifikan, walaupun ada salah satu teman telpon pihak KBRI, katanya masih melakukan rapat, dalam benak saya KBRI kayaknya benar-benar mau berpihak pada kita dan akan segera mengeluarkan teman kita yang masih ada dalam tahanan, namun pada hari keduapun nihil; belum ada berita yang membuat hati keluarga mas boby gembira begitupun juga teman-teman akar budaya dan jambi. hari ketigapun juga sama, belum ada kepastian sama sekali apakah boby, ridwan atau faizin yang keluar duluan, namun rumor yang berkembang masih tetap seperti hari-hari sebelumnya, yang diprediksikan akan keluar duluan adalah boby, karena pelanggaran visa masih dalam jangkauan toleransi.

Pada hari ke-empat hati saya merasa terguagah untuk main-main kerumah boby, anak-anaknya yang masih kecil menggerakkan hati nuraniku untuk menjenguk keluarga yang terkena musibah. saya dan kadie mengetok pintu rumah mbak intan, setelah dibukakan pintu ternyata didalam sudah ada mas azam sekeluarga, aslimin, muhammad dan toyyib yang melakukan aktifitasnya, kemudian saya memulai angkat bicara gimana pihak KBRI? apakah sudah memberikan kepastian? mbak intan menjawab andin "putri sulungnya" sudah mendapatkan visa, malah tadi imigrasi sempat tanya mana paspor bapaknya? kan dia yang lebih membutuhkan. ...untuk urusan KBRI, aslimin dan muhammad sudah menghubungi pak abdulloh, namun beliau bilang "saya tidak butuh mengeluarkan paspor, akan tetapi orangnya yang akan dikeluarin".

Perasaan lega dan harapan istri saudara boby semakin kuat, bahkan kepercayaannya ibarat seorang anak telah pasrah dengan bantuan dan kasih sayang orang tuanya "KBRI", namun dibalik itu semua masih ada ketimpangan dan menjadi tanda tanya buat kami, sebab seolah-olah antara satu dan lainnya dari pihak KBRI saling lempar tugas, sehingga kamipun cuma mempunyai harapan bantuan dari PPMI sebagai organisasi mahasiswa yang resmi di kota seribu menara ini. tepat ba'da isya' saudara azam, aslimin dan muhammad seperti hari-hari biasanya mengirim makan buat teman-teman yang masih ada dalam tahan, namun baru saja hampir keluar dari bawabah III istri boby mendapatkan telpon dari wakil presiden PPMI pada malam itu untuk mengumpulkan surat-surat keterangan dan berkas-berkas boby untuk memperpanjang visa. dari situlah kami semakin timbul kecurigaan;, bahwa birokrasi KBRI membingungkan, bukan malah menjadi rumah bagi kami warga indonesia, seolah-olah kita merasa asing, bahkan teman-teman yang tadinya ditelpon untuk mengambil berkas-berkas kembali lagi dengan tangan kosong, karena ada konfirmasi lagi dari saudara hery ternayata ada ketimpangan antara atan dan konsuler, keduanya seolah-olah saling lempar tugas, kalau menengok kebingungan teman-teman PPMI pada malam itu, saudara hery disuruh mengumpulkan data yang mau diserahkan kepada pak hilman, namun kata pak hilman untuk urusan semuanya sudah diambil tugas oleh pak abdulloh dari pihak konsuler KBRI, hery pun bingung mau diserahkan kepada siapa berkas yang tadi dipersiapkan? . setelah dipertimbangkan malam itu berkas-berkas masih tetap dirumah boby dan belum ada kejelasan mau diserahkan kemana.

Untuk hari 5-6 belum mengetahui perkembangan pasti, walaupun sudah ada usaha maksimal yang kami lakukan, dari pihak keluarga boby dan PPMI. mungkin KBRI lagi lbur dan para petugasnya juga tidak mau kehilangan hari berliburnya, sehingga permasalahan yang mangkrak terlupakan, dan mereka seolah-olah tidak mendengar tangisan amr (anak boby) dan andin kakaknya memilukan hati yang mendengarnya, walaupun mereka tidak tahu keberadaan orang tuanya, namun kerinduannya tidak bisa dipungkiri dengan kegelisahan dan kegalauan yang tidak bisa diungkapkan seperti orang dewasa. Dan pada hari ke-7 harapan yang menipis mulai menebal lagi, sebab aslimin dan muhammad yang mengantarkan berkas-berkas ke KBRI katanya diterima, pak abdullah bilang katanya sudah mengirim fax ke amn daulah, diperkirakan tidak lama lagi boby akan keluar dari tahanan dan yang dua masih belum bisa dipastikan karena pelanggarannya terlalu berat.

Tumpuan keluarga boby hanya kepada KBRI, karena permasalahan yang dihadapi dengan amn daulah bukan hanya individual saja, akan tetapi antara keharmonisan negara indonesia dan mesir, dari salah satu teman kita (mas nanang) juga pernah datang langsung ke H-6 dan meminta penjelasan dari pihak berwajib tentang nasib anak bangsa kita, namun pihak berwajib mengatakan "sebenarnya bukan kamu yang harus datang kesini, tetapi dari pihak kedutaan kamu, dan nanti kita bicarakan secara kekeluargaan" . mendengar jawaban dari pihak berwajib kayak gitu, tentu saja kita mempunyai kesimpulan, bahwa pihak KBRI belum sama sekali menjenguk tahanan yang ada di H-6 kecuali malam pertama pasca penangkapan.

Detik demi detik, jam demi jam dan hari demi hari silih berganti dan tak terasa hari 8 pun terlewatkan dan sudah berganti hari ke-9. dihari inilah hari yang sangat mengejutkan, bisa dibilang hari husnudhon berubah sembilan puluh derajat menjadi su'udhon, seharian saya keluar rumah, dan tiba-tiba teman serumaku memberikan tebakan kepada saya, bang siapa yang paling awal keluar dari penjara boby, faizin atau ridlwan? dengan sertamerta aku menjawab ya boby dong, kan boby cuma sebulanan visanya mati, sedangkan yang lainnya tahunan. kemudian aku balik bertanya gimana bener gak jawabanku?, teman-teman malah nertawain aku mereka bilang yang keluar ternyata cuma faizin, dan itupun diluar perhitungan dan jangkauan akal, tetapi selidik punya selidik ternyata yang dipulangkan dari tahanan cuma teman-teman yang masih terdaftar di azhar dan yang lainnya dideportasi.

Kepulangan saudara faizin disambut gembira oleh kolega-kolega semuanya, walaupun visanya terlambat selama dua tahun, namun pihak berwajib masih memberi toleransi keluar dari tahanan. sedikit cerita yang dibawa oleh faizin dari tahanan, dia menceritakan kepada kita semua tentang kebaikan KBRI, karena setiap hari dikirim makanan sebanyak tiga kali dan ada usaha dikeluarkan dari tahanan, faizin menganggap semua itu adalah usaha KBRI melindungi warganya, namun realita mengatakan lain, ternyata yang mengirim makanan bukan dari KBRI, melainkan dari kekeluargaan gama jatim, jambi dan istrinya boby secara bergiliran, dan keluarnya faizin bukan karena usaha pihak KBRI, tetapi karena dia masih muqoyyad di Al-azhar, sontak wajah faizin berubah, benaknya yang mengatakan KBRI sebagai pelindungnya malah bukan, ternyata kewibawaan azhar lah yang menyelamatkan dia dari tahanan.

Ke-esokan hari setelah faizin keluar dari tahanan, boby memberikan kabar, bahwa dia dibawa ke hadiqoh 'asyir ramadlan sebagaimana yang dialakukan faizin sebelum keluar, hampir saja kami mempunyai harapan akan dikeluarkan seperti faizin, namun setelah dibawa ke hadiqoh, malah tidak ada kabar sama sekali, apakah dilepaskan atau tidak? .kecemasan yang dialalami istri boby semakin menjadi-jadi, bahkan saat HPnya berbunyi dia kebingungan dimana suara Hp tersebut, padahal berada dalam sakunya. kecemasan itulah yang mendorong istri boby berbuat nekat untuk menjenguk suaminya pada hari ke11 tanpa didampingi KBRI, dia berangkat bersama nasir (thailand), jorji (rusia) ke- H-6, ingin mengerti kabar sebenarnya, namun setelah sampai ditempat, penjaga bilang sekarang lagi ada di mugamma' (tahrir), sesampainya ditahrir dibilang masih ada di H-6, kemudian kembali lagi keH-6, sampai di H-6 dibilang barusan dibawa ke mugamma' lagi. hampir saja putus asa, akan tetapi karena tekat yang kuat mereka ber- tiga kembali lagi ke mugamma', setelah mereka sampai dimugamma' istri boby minta izin untuk bertemu dengan suaminya, dengan ramah petugas mempersilahkan masuk bertemu dengan dlobitnya, dalam perbincangan antara istri dan dlobit " kamu sudah terlambat datang kesini, karena sekarang suami kamu sudah diputuskan dideportasi, bahkan mustasyar disana juga mengatakan sifaroh andak ta'ban masak kami telpon untuk kesini tidak mau datang, padahal kan dekat, pakai jalan kakipun bisa", mengamati daialog diatas banyak timbul tanda tanya benarkah apa yang dilakukan pihak kedutaan?, setelah intervew dengan pihak penjaga, mereka diizinkan untuk menemuai boby, belum sempat mengatakan apa-apa mereka bertiga meneteskan air mata, nasir (thailand) dan jorji (rusia) pun tak terbendung menahan tangis, tangis yang memilukan tangisan anak bangsa yang merasa tidak dilindungi.

Keberadaan boby yang kelihatan sangat kurus membuat mereka tidak tega, mungkin bisa kita bisa bayangkan, bagaimana perasaan bapak yang dipisahkan dengan keluarga, sedangkan dia tidak mengetahui kabar keluarganya? . padahal kalau berkaca dengan beberapa negara yang juga terkena masalah ini, bapak duta besar mereka terjun langsung menjenguk mereka, bahkan makanan dijamin dari kedutaan, ditahrirpun yang mengurus tiket kepulangan dari beberapa warganya yang terkena deportasi juga dari kedutaan, sedangkan kita tidak sama sekali, bahkan jorji mengakatan sebenarnya ada 4 orang dari rusia tidak muqoyyad dengan azhar, tetapi dari pihak kedutaan saya melobi amn daulah sehingga mereka lolos dari deportasi, birokrasi mesir memang tidak sama dengan negara kita namun kata orang bijak mengatakan, dimana langit dipijak disitulah langit dijunjung, dalam artian bagaimana cara kita bisa berhubungan mesra dengan birokrasi yang ada di mesir.

Pesan yang diberikan mustasyar diimigrasi tahrir kepada istrin boby, untuk secepatnya membelikan tiket suaminya, kasihan katanya kalau terlalu lama dalam penjara, karena suami kamu tidak melakukan kriminal apapun, kemudian istri boby membeli dua tiket untuk boby dan ridwan sebagai jaminan ke-esokan harinya akan dipulangkan kenegara pertiwi, ke-esokan harinya, hari kamis kemarin istri boby, nasir (thailand) dan kadi mengantarkan tiket ke mugamma' tahrir sebagai jaminan saudara boby dan ridwan dipulangkan ke-indonesia, sebenarnya saat itu pak haras dari pihak KBRI sudah janji mau mendampingi kepada yang mau ngantar tiket tepat jam 10, namun janji hanya janji belaka, tidak ada realitanya sama sekali.

Hari jum'at jam 14 WK. pesawat singapore sebagai saksi bisu keberangkatan dua teman kita dideportasi dari negeri seribu menara ini, sebagai anak bangsa penulispun juga merasa bersedih dengan kejadian ini, bukan karena konsekwensi yang mereka berdua terima, tetapi karena sebagai anak bangsa yang butuh perlindungan tidak terpenuhi. dan banyak timbul tanda tanya apakah anak bangsa kita masih mempunyai nurani? kenapa tangisan cuma hanya dimiliki orang thailand dan rusia saja? sudah pupuskah nasionalisme kita? mudah-mudahan mimpi buruk tidak terjadi pada yang lainnya, sehingga tidak ada yang peduli dengan penderitaan yang dialami. mudah-mudahan berita usang ini tidak membuat hati nurani kita menjadi usang pula. bersabarlah mbak intan, andin dan amr. allah maha tahu dengan kehendakNya.

madrasah, 28 desember 2008


Baca Selengkapnya...!

Jumat, November 21, 2008

Jatuh Cinta (Sebuah Dugaan)

Oleh: Syarif Istifham

Terus terang, pada mulanya saya tidak mengerti kenapa setiap orang, ketika mereka sedang menyukai seseorang dari lawan jenis mereka, mereka menyebutnya dengan istilah "Jatuh Cinta". Biasanya istilah ini digunakan ketika seseorang "tiba-tiba suka" dengan lawan jenisnya. Misalnya, saya melihat cewek cantik di jalan, lalu saya suka dengan cewek itu, secara langsung/pada saat itu juga. Contoh yang seperti ini biasanya disebut dengan "Jatuh Cinta, Pada Pandangan Pertama".

Ada lagi contoh "Jatuh Cinta" yang lain, misalnya begini; awalnya saya tidak suka dengan cewek yang cerewet, akan tetapi setelah sekian lama saya bergaul dengan banyak cewek yang cerewet, akhirnya saya suka dengan cewek yang cerewet. Nah, biasanya "Jatuh Cinta" yang semacam ini disebut dengan, kalau orang jawa bilang "Witing tresno, amargo seko kulino", Permulaan cinta adalah karena kebiasaan.

Entah siapa yang pertama kali mengucapkan dua kata itu (baca, jatuh cinta ), saya sama sekali tidak tahu. Apa sih kaitanya kata "Jatuh" dengan kata "Cinta", saya juga tak faham. Kemudian saya mencoba mencari tahu tentang sebab-sebab munculnya istilah "Jatuh Cinta". Pada akhirnya, saya justru menemukan jawabannya bukan dari referensi-referensi bahasa indonesia, akan tetapi dari referensi bahasa arab. Dimana dalam bahasa arab, ternyata "Jatuh" dan "Cinta" itu memang bersaudara. Mereka berdua lahir dari satu susunan huruf yaitu, Ha-Wa-Ya.

Jelasnya begini, ada dua fi'il madli (kk. past tense) yang sama-sama terbentuk dari urutan huruf di atas. Yaitu, pertama: Hawa -Yahwi yang artinya; As-suquth, jatuh. Dan yang kedua: Hawiya - Yahwa yang artinya; Al-hubb, cinta. Jadi, hubungan antara kata "Jatuh" dan "Cinta" adalah saudara se-ibu yaitu; Ha-Wa-Yaред Maka, Oleh karena itulah, saya mempunyai "dugaan" bahwa, jangan-jangan manusia yang pertama kali mengucapkan "Jatuh Cinta" adalah orang arab. Kenapa? ya karena itu tadi. Wallahu A'lam Bi Ash-shawab....!!! Hahahaha.....

Kairo, jum'at pagi, 21 Nov 2008

Label:


Baca Selengkapnya...!

Senin, November 17, 2008

Penyelamat

Oleh: Syarif Istifham

Petaka akan hadir menjumpaimu
Bencana akan mampir menjengukmu
Cobaan akan datang menerpamu
Ujian akan berusaha menjerat lehermu

Siapa yang kuasa mengusir petaka?
Siapa yang bisa mencegah bencana?
Siapa yang dapat menolak cobaan ?
Siapa yang berhak mencabut ujian ?

Dia adalah Sang Pencipta jagat raya
Dia adalah Sang Pemilik alam raya
Dia adalah Sang Penjaga cakrawala
Dia lah Allah Penguasa segalaNya

Menyembahlah hanya kepadaNya
Memintalah hanya dariNya
Menyerahlah hanya di hadiratNya
Dan kembalilah hanya kepadaNya

Kemudian rahmat agungNya akan membelaimu
Lalu kasih sayangNya akan memelukmu
Setelah itu ampunanNya akan menyertaimu
Akhirnya surgaNya akan menyambutmu

Ada hikmah bagi siapa yang percaya
Ada hidayah bagi siapa yang bertakwa
Ada 'ibrah bagi siapa yang berfikir
Ada fitnah bagi siapa yang ingkar

By: Syarif Istifham
Kairo, 17 Nov 2008

Label:


Baca Selengkapnya...!

Rabu, November 12, 2008

Seandainya Aku Bisa Memilih

Oleh: Syarif Istifham

Hidup adalah pilihan "Life is choise". Ingin jadi orang yang sukses dan bahagia atau gagal dan sengsara, semua itu tergantung pada usaha dan do'a kita. Demikian kata sebagian orang. Sekilas pintas, prinsip hidup yang semacam itu memang masuk akal dan benar sesuai dengan kaidah mantiq (logika), dengan pertimbangan sebagai berikut; Usaha dan do'a adalah sebab atau perantara untuk sampai pada sukses, sedangkan kesuksesan adalah hasil yang akan kita peroleh setelah proses itu terlaksana. Dalam artian pasti tercapai. Kesimpulannya adalah siapa saja yang sudah berusaha dan berdo'a alias menjalani proses, maka dia pasti akan menerima hasilnya.

Memang pertimbangan yang semacam itu tidaklah sepenuhnya keliru, namun terkadang ada saja orang yang salah memahaminya. Oleh karena salah dalam memahaminya itu, makanya ada sebagian orang yang merasa sudah berusaha semaksimal mungkin tak lupa disertai dengan berdo'a setiap malam, akan tetapi kesuksesan yang ditunggu-tunggu semasa menjalani proses tak kunjung datang. Akhirnya dia kebingungan mau menyalahkan siapa, mau menyalahkan diri sendiri, dia sudah berusaha, mau menyalahkan orang lain, mereka tidak bersalah apa-apa. Mentok-mentoknya, tidak ada jalan lain kecuali hanya bisa menyalahkan Tuhan. Karena dalam pikirannya, kegagalan yang sedang dialaminya itu adalah sudah diatur oleh kehendak Tuhan. "Na'udzubillah min dzalik".

Di sini saya akan mencoba meluruskan cara berpikir orang seperti yang telah saya sebutkan di atas. Sebelumnya, saya akan kasih contoh sederhana sebagai berikut; ada seorang cowok jatuh hati pada seorang cewek, biasanya kalau orang sudah jatuh cinta pada seseorang, pasti dia akan mau melakukan apa saja demi yang dicintainya. Dia akan memberikan apa saja untuk kekasihnya. Bahkan, kalau boleh nyawa pun akan dia berikan. Nah, singkat cerita, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya pada cewek tadi. Akan tetapi, apa yang ia dapatkan? Hasilnya, cewek itu menolak cintanya, dan bilang bahwa dia tidak pernah mencintai cowok itu sama sekali.

Dari sini bisa kita tarik satu kesimpulan, bahwa tak selamanya apa yang kita pilih dan kita inginkan bisa kita dapatkan. Karena urusan hasil adalah sepenuhnya di tangan Tuhan, kita sama sekali tidak berhak mengatur-ngatur apa yang bukan urusan kita. Hal yang semacam inilah yang seringkali membuat hati gelisah dan tidak tenang. Maka yang seharusnya kita sadari, bahwa sesungguhnya kita ini hanya diperintah untuk berusaha dan berdo'a saja, tidak lebih. Adapun hasilnya seperti apa, kita serahkan sepenuhnya pada pemiliknya yang sejati. Dia yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika kita sudah bisa menyadari akan hal itu, insyaallah hati kita akan tentram dan damai.

Seorang pakar spiritual dari mesir bernama Ibnu Athaillah As-sakandary pernah berkata; "Sawabiqul himam la tukhriqu aswaral aqdar"(Usaha-usaha yang kamu lakukan sebelumnya, tidak akan bisa mengubah takdir yang Allah tentukan atasmu". Kita harus cermat dalam memahami hikmah ini, sebab banyak yang salah paham. Karena biasanya setelah membaca hikmah di atas, terpikir oleh mereka "Wah, kalau begitu mending gak usah berusaha dong!! Kita tinggal menunggu takdir saja". Nah, pemahaman yang seperti ini adalah pemahaman yang keliru. Karena, sama sekali kita tidak pernah menjumpai ayat yang menganjurkan kita untuk tidak berusaha. Hikmah di atas hanya memberi kita sebuah peringatan, bahwa hasil tidak selalu mengikuti apa yang kita inginkan. Karena kalau mengikuti keinginan kita, belum tentu itu yang terbaik untuk kita.

Usaha dan do'a itu adalah suatu keharusan bagi kita sebagai seorang muslim yang taat, karena usaha dan do'a ini merupakan perintah dari Allah. Sebagai hamba yang baik, sudah semestinya kita menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-laranganNya. Adapun hasil itu adalah jatah yang akan dibagikan Tuhan kepada hamba-hambaNya yang patuh. Karena setiap orang sudah ditentukan jatahnya masing-masing. Yang perlu di ingat di sini, bahwa Dia lah yang lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hambaNya. Apakah kita tidak pernah membaca ayat yang berbunyi, "Bisa jadi apa yang kamu benci itu lebih baik untuk kamu, dan apa yang kamu sukai bisa jadi tidak baik untuk kamu", sehingga kita memilih-milih seenaknya sendiri apa yang kita sukai, kemudian menganggap bahwa apa yang kita pilih itulah yang terbaik buat kita. Belum tentu!!!

Untuk lebih jelasnya, saya kasih contoh satu lagi. Ada anak kecil yang sedang menderita sakit, kemudian dia oleh orang tuanya dibawa ke rumah sakit. Nah, sampai di rumah sakit dia diperiksa oleh dokter dan terbukti dia mengidap salah satu penyakit yang cukup berbahaya, yaitu kencing manis. Akhirnya, dokter memberi anjuran kepada dia untuk tidak makan makanan-makanan yang mengandung kadar zat gula yang tinggi. Kemudian si anak ini karena dari kecil memang suka makan makanan yang manis-manis, dia tidak mengindahkan apa kata dokter. Lalu apa hasilnya? Hasilnya, penyakitnya tak kunjung sembuh, malahan tambah parah. Itulah, seringkali kita menyukai sesuatu, akan tetapi sesuatu itu sebenarnya tidak baik buat kita. Begitu juga sebaliknya, kita membenci sesuatu, akan tetapi sesuatu itu sebenarnya sangat kita butuhkan. Satu contoh misalnya, kita sering tidak suka meminum obat karena rasanya yang pahit, padahal dalam obat itulah tersimpan apa yang sangat kita butuhkan.

Seandainya saja aku bisa memilih apa yang terbaik untukku, maka aku akan memilih segala sesuatu yang manis, dan meninggalkan apa saja yang pahit. Akan tetapi, Allah sungguh Maha adil ketika Dia menyembunyikan hal-hal yang baik di dalam sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu kita, dan menyembunyikan hal-hal yang jelek di dalam sesuatu yang kita sukai. Begitu juga menyembunyikan kemuliaan di dalam kehinaan, dan kehinaan di dalam kemuliaan. Pahamilah hal itu, karena itu adalah hikmah, dan "barang siapa yang diberi hikmah, maka berarti dia diberi kebaikan yang melimpah".al-baqarah 269. Wallahu A'lam Bishshawaab....!!!

Kairo, Rabu 15/11/1429 H

Label:


Baca Selengkapnya...!

Sabtu, November 01, 2008

Kafaa Bil Mauti Wa'idza

Oleh: Syarif Istifham

Sesak dadaku bila aku mengingat mati
terbayang olehku saat detik-detik kematian
betapa diri ini tak berdaya mencegatnya,
menghalang-halangi, ataupun menangguhkannya

Lemas tubuhku saat mendengar mati
terlintas di benakku saat mati menghampiriku
betapa sakit yang tak terkirakan mengenaiku
rasa haus, perih, dan sakit tak terelakkan

merinding buluromaku saat menatap orang mati
terpikir di otakku di mana aku juga akan mengalaminya
karena setiap jiwa yang hidup pasti akan merasakannya
kapanpun dan dimanapun mati akan selalu mengintainya

pada saat itu tak ada yang bisa menolong
tak ada satupun teman yang menemani
tak ada kawan yang sejati dan abadi
selain amal dan kebajikan yang tlah dikerjakan

Lalu, apa amalku jika terpakasa
sedang dosa-dosaku menggunung dan mengangkasa
hingga hampir aku hilang tertimbun oleh dosa
baik yang sengaja maupun yang aku tak merasa

So, aku hanya bisa pasrah dan tawakkal
menunggu dan menanti rahmat-Nya yang Maha luas
Sembari mempersiapkan diri dengan apa adanya
berusaha dan terus berusaha menggapai rahmat-Nya

Wallahu A'lam Bishshawab....

By: Istifham

Kairo, 2 Dhul-Qadah 1429

Label:


Baca Selengkapnya...!