Rabu, November 12, 2008

Seandainya Aku Bisa Memilih

Oleh: Syarif Istifham

Hidup adalah pilihan "Life is choise". Ingin jadi orang yang sukses dan bahagia atau gagal dan sengsara, semua itu tergantung pada usaha dan do'a kita. Demikian kata sebagian orang. Sekilas pintas, prinsip hidup yang semacam itu memang masuk akal dan benar sesuai dengan kaidah mantiq (logika), dengan pertimbangan sebagai berikut; Usaha dan do'a adalah sebab atau perantara untuk sampai pada sukses, sedangkan kesuksesan adalah hasil yang akan kita peroleh setelah proses itu terlaksana. Dalam artian pasti tercapai. Kesimpulannya adalah siapa saja yang sudah berusaha dan berdo'a alias menjalani proses, maka dia pasti akan menerima hasilnya.

Memang pertimbangan yang semacam itu tidaklah sepenuhnya keliru, namun terkadang ada saja orang yang salah memahaminya. Oleh karena salah dalam memahaminya itu, makanya ada sebagian orang yang merasa sudah berusaha semaksimal mungkin tak lupa disertai dengan berdo'a setiap malam, akan tetapi kesuksesan yang ditunggu-tunggu semasa menjalani proses tak kunjung datang. Akhirnya dia kebingungan mau menyalahkan siapa, mau menyalahkan diri sendiri, dia sudah berusaha, mau menyalahkan orang lain, mereka tidak bersalah apa-apa. Mentok-mentoknya, tidak ada jalan lain kecuali hanya bisa menyalahkan Tuhan. Karena dalam pikirannya, kegagalan yang sedang dialaminya itu adalah sudah diatur oleh kehendak Tuhan. "Na'udzubillah min dzalik".

Di sini saya akan mencoba meluruskan cara berpikir orang seperti yang telah saya sebutkan di atas. Sebelumnya, saya akan kasih contoh sederhana sebagai berikut; ada seorang cowok jatuh hati pada seorang cewek, biasanya kalau orang sudah jatuh cinta pada seseorang, pasti dia akan mau melakukan apa saja demi yang dicintainya. Dia akan memberikan apa saja untuk kekasihnya. Bahkan, kalau boleh nyawa pun akan dia berikan. Nah, singkat cerita, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya pada cewek tadi. Akan tetapi, apa yang ia dapatkan? Hasilnya, cewek itu menolak cintanya, dan bilang bahwa dia tidak pernah mencintai cowok itu sama sekali.

Dari sini bisa kita tarik satu kesimpulan, bahwa tak selamanya apa yang kita pilih dan kita inginkan bisa kita dapatkan. Karena urusan hasil adalah sepenuhnya di tangan Tuhan, kita sama sekali tidak berhak mengatur-ngatur apa yang bukan urusan kita. Hal yang semacam inilah yang seringkali membuat hati gelisah dan tidak tenang. Maka yang seharusnya kita sadari, bahwa sesungguhnya kita ini hanya diperintah untuk berusaha dan berdo'a saja, tidak lebih. Adapun hasilnya seperti apa, kita serahkan sepenuhnya pada pemiliknya yang sejati. Dia yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika kita sudah bisa menyadari akan hal itu, insyaallah hati kita akan tentram dan damai.

Seorang pakar spiritual dari mesir bernama Ibnu Athaillah As-sakandary pernah berkata; "Sawabiqul himam la tukhriqu aswaral aqdar"(Usaha-usaha yang kamu lakukan sebelumnya, tidak akan bisa mengubah takdir yang Allah tentukan atasmu". Kita harus cermat dalam memahami hikmah ini, sebab banyak yang salah paham. Karena biasanya setelah membaca hikmah di atas, terpikir oleh mereka "Wah, kalau begitu mending gak usah berusaha dong!! Kita tinggal menunggu takdir saja". Nah, pemahaman yang seperti ini adalah pemahaman yang keliru. Karena, sama sekali kita tidak pernah menjumpai ayat yang menganjurkan kita untuk tidak berusaha. Hikmah di atas hanya memberi kita sebuah peringatan, bahwa hasil tidak selalu mengikuti apa yang kita inginkan. Karena kalau mengikuti keinginan kita, belum tentu itu yang terbaik untuk kita.

Usaha dan do'a itu adalah suatu keharusan bagi kita sebagai seorang muslim yang taat, karena usaha dan do'a ini merupakan perintah dari Allah. Sebagai hamba yang baik, sudah semestinya kita menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-laranganNya. Adapun hasil itu adalah jatah yang akan dibagikan Tuhan kepada hamba-hambaNya yang patuh. Karena setiap orang sudah ditentukan jatahnya masing-masing. Yang perlu di ingat di sini, bahwa Dia lah yang lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hambaNya. Apakah kita tidak pernah membaca ayat yang berbunyi, "Bisa jadi apa yang kamu benci itu lebih baik untuk kamu, dan apa yang kamu sukai bisa jadi tidak baik untuk kamu", sehingga kita memilih-milih seenaknya sendiri apa yang kita sukai, kemudian menganggap bahwa apa yang kita pilih itulah yang terbaik buat kita. Belum tentu!!!

Untuk lebih jelasnya, saya kasih contoh satu lagi. Ada anak kecil yang sedang menderita sakit, kemudian dia oleh orang tuanya dibawa ke rumah sakit. Nah, sampai di rumah sakit dia diperiksa oleh dokter dan terbukti dia mengidap salah satu penyakit yang cukup berbahaya, yaitu kencing manis. Akhirnya, dokter memberi anjuran kepada dia untuk tidak makan makanan-makanan yang mengandung kadar zat gula yang tinggi. Kemudian si anak ini karena dari kecil memang suka makan makanan yang manis-manis, dia tidak mengindahkan apa kata dokter. Lalu apa hasilnya? Hasilnya, penyakitnya tak kunjung sembuh, malahan tambah parah. Itulah, seringkali kita menyukai sesuatu, akan tetapi sesuatu itu sebenarnya tidak baik buat kita. Begitu juga sebaliknya, kita membenci sesuatu, akan tetapi sesuatu itu sebenarnya sangat kita butuhkan. Satu contoh misalnya, kita sering tidak suka meminum obat karena rasanya yang pahit, padahal dalam obat itulah tersimpan apa yang sangat kita butuhkan.

Seandainya saja aku bisa memilih apa yang terbaik untukku, maka aku akan memilih segala sesuatu yang manis, dan meninggalkan apa saja yang pahit. Akan tetapi, Allah sungguh Maha adil ketika Dia menyembunyikan hal-hal yang baik di dalam sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu kita, dan menyembunyikan hal-hal yang jelek di dalam sesuatu yang kita sukai. Begitu juga menyembunyikan kemuliaan di dalam kehinaan, dan kehinaan di dalam kemuliaan. Pahamilah hal itu, karena itu adalah hikmah, dan "barang siapa yang diberi hikmah, maka berarti dia diberi kebaikan yang melimpah".al-baqarah 269. Wallahu A'lam Bishshawaab....!!!

Kairo, Rabu 15/11/1429 H

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda