Sabtu, Februari 23, 2008

Hobiku Tidur

Oleh: Syarif Istifham

Pada suatu malam dimana kebanyakan dari makhluk Tuhan yang bernama manusia sedang tertidur lelap, termasuk aku juga ikut memanfaatkan kesempatan yang diberikan Tuhan di saat malam datang, yakni beristirahat. Aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu, karena se-bodoh-bodohnya manusia adalah yang menyia-nyiakan kesempatan. Tuhan menjadikan siang hari untuk bekerja dan beraktifitas untuk mencari ridlaNYA. Sebaliknya, Dia menjadikan malam hari agar untuk manusia beristirahat dengan tenang, tanpa terganggu oleh apapun dan siapapun. manusia sama sekali tidak diberi hak untuk mengganggu dan merusak ketenangan orang lain. Begitulah seharusnya.

Ketika aku tertidur, berarti aku sudah lepas dari beban hidup karena orang yang tidur tak ada hukum baginya. Aku pun sudah tidak bisa menguasai apapun yang ada pada diriku di saat aku tidur, termasuk jiwaku dan ragaku. Itu artinya, ketika aku tertidur berarti sudah aku pasrahkan seluruh jiwa dan ragaku kepada si-Empunya El-haqiqi. Pada saat itulah aku bisa benar-benar fana' dari diriku sendiri, pun juga bisa benar-benar tawakkal kepadanya. Selain daripada itu, tidurku juga dapat menjagaku dari kedurhakaan yang seringkali menghampiriku.

Jujur, pada saat aku terlahir ke panggung dunia ini, seakan-akan aku sudah jijik melihat dunia ini, serasa dunia ini ganas dan menakutkan. Tak ada satu pun manusia yang ada di sekelilingku tahu akan isi hatiku. Mereka hanya bisa tertawa melihatku, senang kalau aku menangis. Padahal aku menangis bukan karena sakit, bukan karena jengkel pada ibuku, tapi karena 'ngeri' menyaksikan geramnya wajah dunia. Hatiku hancur yang pertama kalinya ketika itu, kemudian setelah bertambah hari, bertambah bulan, bertambah tahun, aku mulai terbius oleh kecantikan hidup ini. Hingga aku lupa dengan sakit hatiku itu. karena, orang yang sakit akan lupa dengan sakitnya jika dia diberi minuman/makanan yang bercampur obat bius.

Lama-lama aku lupa dengan janjiku sendiri, janji yang mengikat antara aku dan Tuhanku di alam arwah sana, janji yang disaksikan oleh beribu-ribu bahkan berjuta-juta malaikat. Janji itu seakan hilang dari ingatanku, ketika aku sedang melakukan sebuah kelaliman pada diriku sendiri. Aku bertanya, apakah aku sudah tak lagi punya akal?? ataukah akalku sudah berubah menjadi akal yang lain? kenapa, kenapa?

Obat bisu bangsat! kenapa kau ganggu akal sehatku hah!? Bajingan kau! Aku terpuruk karenamu, aku terjatuh ke dalam jurang olehmu, sebenarnya apa yang kau harapkan dariku ini?
apa kau juga sepertiku, makhluk Tuhan juga? Kalau iya, apa benar kau diperintahkan untuk membuatku lupa??jawab!!

Sampai sekarang dia masih tetap tutp mulut tak mau menjawab pertanyaan-pertanyaanku. kalau kata orang jaman sekarang sich, cape' dech!. Oleh karena itulah, kenapa hobiku tidur.
Aku lebih suka tidur daripada mengerjakan sesuatu yang tak jelas arahnya. Memang benar ada orang bilang lebih baik bertindak salah daripada tidak bertindak sama sekali, itu saya mengerti, tapi aku tidak bisa kalau asal-asalan bertindak. Makanya, lebih baik aku tidur. Tak payahlah orang mencaci, menasehati, mengejek-ku, tapi aku kira tidak ada.

Hidup memang paling indah adalah ketika kita bebas. Bebas dari segala hal yang mengikat kita. Karena itulah, banyak sekali muncul golongan yang mengatasnamakan kebabasan. Padahal, tidak sedikit dari mereka yang tahu akan arti kebebasan itu sendiri. Kebebasan bukan berarti semaunnya sendiri, atau asal untung sendiri. Kebebasan adalah milik Tuhan. Dia bebas dari segala hal yang bukan sifat Tuhan, dan kita diberi kebebasan yang tidak seperti kebebasan Tuhan. Karena kita makhluk berbeda dengan Dia yang Maha berkuasa. KebebasanNYA mutlak (tak terikat), dan kebebasan yang diberikan kepada kita sebaliknya, yakni muqoyyad (terikat).

Bebas kok terikat, apa maksudnya??Nah, pembaca tentunya ada yang sudah tahu apa itu kebebasan yang terikat. semoga tulisan yang diakhiri dengan pertanyaan ini dapat menggugah semangat pembaca untuk selalu mencari apapun yang belum diketahui. Karena, ada pepatah arab mengatakan "Manusia adalah musuhnya sesuatu yang tidak ia ketahui".
Wallohu a'lamu bishowab...

BY: ISTIFHAM

Label:


Baca Selengkapnya...!

Jumat, Februari 22, 2008

She-Sya

Oleh: Syarif Istifham

Kairo, pagi ini mendesirkan udara yang sangat dingin seakan mau hujan salju. Entah berapa drajat celcius aku kurang tahu, tapi yang pasti udara di luar rumah pagi ini sangat dingin hingga membuat hidungku berasap mirip orang sedang merokok. Padahal cuaca hari ini cukup cerah, tidak mendung seperti kemaren. Mungkin masa pergantian musim akan dimulai, dari musim dingin berganti ke musim semi. Seperti biasanya kalo masa-masa kaya gini nih, orang-orang pada jatuh sakit. Misal, sakit flu, batuk, pilek, dan yang sejenis itu lah..!!tapi, alhamdulillah aku ga ikut-ikutan sakit.

Tidak seperti biasanya pagi-pagi kaya gini aku masih hidup. Biasanya sih, klo udah selesai shalat subuh aku langsung tidur. Maklum, karena seperti pada umumnya kebiasaan mahasiswa adalah begadang sampai malam, bahkan ada yang sampai tidak tidur, tidurnya entar sehabis subuh. Nah, bangunnya biasanya ntar jam satu siang, atau setengah dua. Tapi hari ini kegiatanku agak beda dari hari-hari biasanya, setelah semalaman aku tidak tidur. Bukan buat belajar, bukan untuk membaca Al-qur'an, juga bukan untuk diskusi. Tapi aku menghabiskannya untuk bermain-main dengan komputer. Halah udah, langsung aja diterusin tuh ceritanya! ga usah muter-muter kaya gitu dech. Bikin pembaca bingung aja. oke.. oke..

Gini lho, tadi pagi sehabis shalat subuh perutku kan kosong. Nah, karena di dapur kita ga ada makanan, makanya aku keluar rumah untuk nyari sesuatu yang bisa mengisi perutku. Sebenernya sih aku nyari serabi, lontong, atau apa kek yang indonesia banget gitu lho, tapi ga ada, yang ada cuma 'isy, full, tho'miyah ama salathah. Ya udah langsung aja aku embat itu 'isy dkk, daripada aku dimarahin terus-terusan sama cacing-cacing yang ada di perutku, lebih baek kaya gitu kan??

Akhirnya, aku pun ikut berdiri di pinggir jalan bareng sama orang-orang mesir yang lagi pada sarapan. Ismak Eih ya shodik?? tiba-tiba penjual 'isy itu nanyain siapa namamu?? lalu aku pun menjawabnya dengan tegas ismil karim syarif. syarif??tanya penjual full tersebut. Aiwah! jawabku.

Setekah selesai makan lalu aku kepikiran yang lain. apa itu?? aku sendiri juga lom tahu sebelumnya. tapi setelah aku jalan kurang lebih dua puluh meter dari tempat aku makan itu, terlihatlah di depanku beberapa orang mesir sedang asyik-asyiknya minum teh sambil menghisap rokok 'ala' mesir yakni "shisya". itulah rokok orang-orang mesir. Nah, itu dia yang sedang aku pikirin tadi pagi, aku kepingin sesuatu yang jarang aku nikmati. eih ternyata shiya itulah yang aku cari-cari.

Tanpa berpikir panjang aku langsung saja masuk ke kafe itu untuk ikut menikmati bagaimana rasanya rokok mesir, langsung aja aku bilang ke pemilik kafe itu "lau samah! aisy sahlab wa shiya ya rois...!!" (pak saya pesan sahlab sama shiya donk!)
masyi.. ya shodiq! (oke teman) itfadhol ijlis hina..(silahkan duduk sini) syukron..!!
dalam batin aku bergumam 'Hah...akhirnya tercapai juga keinginanku'
Wallahu a'lamu bishowab..........

BY: ISTIFHAM

Label:


Baca Selengkapnya...!

Selasa, Februari 05, 2008

Tentang aku...

Oleh: Syarif Istifham

Bagian pertama
(Tentang sebuah nama)

S antun, ceria, nyantai, dan optimis adalah identitasku
Y ang rindu akan kasih sayang seorang wanita khususnya ibu
A da untuk berbagi dan bermanfaat untuk orang lain
R idla dengan segala karunia yang telah dianugerahkan Tuhan
I khtiar, tawakkal, dan juga do'a adalah senjatanya
F ikir dan dzikir adalah bagian yang tak bisa lepas dari hidupnya

I ndahnya dunia tak membuatnya berpaling dari ingat Allah
S elalu berpegang pada kebenaran sejati, yakni Qur'an dan sunnah
T akut dan harap selalu mewarnai setiap ruang hidup-nya
I badah pada Tuhan menjadi kendaraan hidup-nya
F aham dan tau akan kekurangan dan kelemahan diri-nya
H ayatan Thayyibah selalu menjadi impian hidup-nya
A salkan bisa mendapat Ridlo dari Yang Maha Kuasa
M ati pun bukanlah hal yang perlu dia takutkan

Bagian kedua
(Tentang sebuah pondok)

A ku tergantung dilangit nan biru
L entera kepribadianmu slalu terangi jalanku

H idupku jadi berarti karena diri-mu
U ntuk melangkah lebih pasti bersama-mu
D an berfikir lebih jernih untuk kemajuan-mu
A kan ku kibarkan selalu panji-panji-mu

Bagian ketiga
(Tentang sebuah sekolah)

S ukmaku melayang melintasi samudera nan luas
A wan dan angin melemparku sampai depan pintu gerbang-mu
L ika-liku kehidupan membuatku mengenali diri-mu
A ku langsung jatuh cinta saat pertama ku melihat-mu
F alsafah hidupmu membuatku mengagumi-mu
I ngin ku selalu hidup dalam hangat peluk-mu
Y ang aku harapkan selalu dari-mu
A dalah jangan kau coret namaku dari dinding-mu
H anya itu kata yang bisa aku sampaikan untuk-mu

Bagian keempat
(Tentang sebuah kuliah)

A ndai suaraku se-merdu suara nabi dawud AS pasti akan aku
L antunkan sebuah lagu pujian dariku untuk-mu

A gar engkau tau arti hadirku dalam hidup-mu
Z abadmu menjadi inspirasi dalam hidupku
H idup yang penuh warna dan kebahagian
A langkah beruntungnya diriku ini, bisa
R asakan indahnnya hidup dalam pelukan-mu

*************************************
BY: ISTIFHAM

Kairo, 2006

Label:


Baca Selengkapnya...!