Rumah Keabadian
Oleh: Syarif Istifham
Di sana...
ada wajah-wajah yang berkilauan
menikmati warna-warni keindahan
dimana tak ada mata pernah melihat
tak ada telinga pernah mendengar
tak sekalipun terlintas dalam benak
Sungguh kenikmatan yang tiada tara
kenikmatan yang tak ada habisnya
tak satupun manusia dapat mengiranya
itulah kenikmatan yang sejati
Namun di atas semua itu
ada yang lebih menggembirakan hati
kegembiraan yang tak pernah ada sebelumnya
yaitu menatap wajah agung sang kekasih
Di sana...
ada wajah-wajah yang hitam
merasakan pedihnya bermacam-macam siksaan
siksaan yang tak akan berhenti meski sejenak
mereka tiada hidup pun tiada mati
Alangkah siksa yang sangat pedih
tak seorangpun bisa lari darinya
satu hari bagaikan seribu tahun
terus menerus tanpa ada usai
Beruntunglah golongan yang menghuni rumah yang pertama
dan celakalah golongan yang mendiami rumah yang kedua
Kairo, 13 juni 2009
Di sana...
ada wajah-wajah yang berkilauan
menikmati warna-warni keindahan
dimana tak ada mata pernah melihat
tak ada telinga pernah mendengar
tak sekalipun terlintas dalam benak
Sungguh kenikmatan yang tiada tara
kenikmatan yang tak ada habisnya
tak satupun manusia dapat mengiranya
itulah kenikmatan yang sejati
Namun di atas semua itu
ada yang lebih menggembirakan hati
kegembiraan yang tak pernah ada sebelumnya
yaitu menatap wajah agung sang kekasih
Di sana...
ada wajah-wajah yang hitam
merasakan pedihnya bermacam-macam siksaan
siksaan yang tak akan berhenti meski sejenak
mereka tiada hidup pun tiada mati
Alangkah siksa yang sangat pedih
tak seorangpun bisa lari darinya
satu hari bagaikan seribu tahun
terus menerus tanpa ada usai
Beruntunglah golongan yang menghuni rumah yang pertama
dan celakalah golongan yang mendiami rumah yang kedua
Kairo, 13 juni 2009
Label: Poems
0 Komentar:
Posting Komentar
Apa komentarmu...??
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda