Sabtu, Desember 29, 2007

Terhalang Sejatinya Pemberian

Oleh: Syarif Istifham

Suatu ketika ada seorang petani yang memiliki lahan pertanian tidak begitu luas. Katakanlah tidak lebih dari satu hektar. Namun si petani ini rajin dan giat dalam bekerja. Setiap harinya hanya disibukkan oleh mengurusi sawah, sawah, dan sawah. Tidak ada pekerjaan lain selain ke sawah. Pada suatu hari ia dan istrinya ngobrol santai di balai rumahnya yang sederhana. Yaitu ketika tidak ada pekerjaan di sawah. Artinya, pekerjaan di sawah sudah selesai semuanya, tinggal menunggu masa menuai padi.

Dalam obrolan tersebut si istri bertanya kepada dia “pak! Bapak kan sekarang sudah tua, apa bapak ngga kepingin naik haji, menjalankan rukun islam yang ke lima? Waaach... kepingin sich kepingin de’, tapi kan haji perlu biaya sedangkan kita hanya punya 1 hektar sawah, itu saja hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan kita se-hari-hari. Apa bapak tega seandainya bapak meninggalkan kalian dalam keadaan susah? Pastinya ade’ juga tidak mau kan hal itu terjadi kan?

Kemudian si istri melanjutkan usulannya dengan disertai argumen-argumen. Kalau begitu bapak kan bisa nyari pekerjaan tambahan untuk ditabung, bukannya bapak pernah kalau kita menginginkan sesuatu, hendaknya kita berusaha terlebih dahulu baru tawakkal kepada Allah? “faidza ‘azmta fatawakkal ‘alallah”. Akhirnya setelah lama petani itu hidup dalam kesederhanaan yang tanpa berusaha untuk membuat hidup yang paling baik. Artinya, Nerimo ing pandum. Akan tetapi tidak pernah terpikirkan olehnya, bahwa sebenarnya dia mampu untuk merubah hidupnya ke arah yang lebih baik.

Hari berikutnya ia mencoba keluar rumah untuk mencari kerjaan tambahan. Kalau biasanya ia keluar rumah menuju ke sawah, namun hari ini ia keluar rumah menuju ke pasar. Kebetulan ia ada kenalan di sana, pak Amin namanya. Nah, pak Amin inilah yang mencarikan pekerjaan untuknya. Pak Amin ini adalah penjual beras di pasar. Setiap harinya yang ada di tanganya adalah kalkulator, karena beliau adalah juragan beras di pasar dorowati. Beliau memiliki banyak pekerja untuk mengelola usahanya, termasuk selip padi di samping rumahnya.

Singkat cerita akhirnya petani tersebut mendapatkan pekerjaan di tempatnya pak Amin. Di sana ia bekerja sebagai wakil pak Amin pada saat pak Amin sedang tidak ada di rumah, karena pak Amin ini sering keluar kota. Di samping sebagai wakil juragan, ia juga ikut mencarikan siapa saja yang hendak menjual beras dan membeli beras. Karena di situ memang sistemnya antar jemput. Artinya kalau ada orang yang hendak menjual beras, ia yang datang ke rumahnya. Selalu begitu setiap hari pekerjaannya sampai-sampai pekerjaan di sawah terlupakan.

Namun, di belakang sang suami si istri diam-diam membantu pekerjaannya di sawah। Inilah contoh istri yang baik, selalu mebantu suami demi terciptanya kebahagiaan dan keberhasilan rumah tangga. Dua tahun sudah sang petani menjalani profesi seperti itu, dan ia terkenal etos kerjanya paling tinggi diantara petani-petani yang lain. Karena kegigihanya lah pak Amin akhirnya memberikan tanda terima kasih kepadanya berupa tiket naik haji. Namun, pada saat ia hendak berangkat haji begitu sampai di bandara ia ketinggalan pesawat. Ia sangat marah, karena semuanya sudah ia persiapkan. Bahkan tahlilan keberangkatan juga sudah diadakanya. Ia benar-benar putus asa, karena usahanya selama ini hanya sampai di bandara sukarno-hatta. Ia kemudian langsung pulang, karena ia tidak betah lama-lama di bandara. Tiba-tiba pada saat dalam perjalanan pulang dari bandara, terdengar berita bahwa pesawat yang baru saja take off mengalami kecelakaan.

Alhamdulillah... ya rabb! Engkau telah menjagaku dari kecelakaan itu. Petani itu menghela nafas panjang-panjang tanda lega seraya mengulangi kata-kata itu berkali-kali. Si istri yang juga ikut mengantarnya ke bandara tersenyum simpul melihat kejadian ini. Seraya beruacap “Terhalang sejatinya pemberian”. Ehm.... benar kamu de’. Kata petani itu sambil mengecup kening istrinya.والله أعلم بالصواب

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda