Senin, Desember 24, 2007

El-Hoedaku


Oleh: Syarif Istifham

Pada zaman dahulu sekitar kurang lebih dua abad yang lalu di daerah kebumen terdapat desa yang dinamai jetis. Namun pada masa itu desa tersebut masih berupa hutan belantara, dan konon ceritanya masih dihuni oleh dedemit-dedemit, gandruwo, dkk. Nah, di desa inilah pondok pesantren Alhuda didirikan oleh seorang 'alim pada zamanya yang bernama syeikh Abdurrahaman. Beliau adalah pendiri sekaligus murobby/pengasuh pertama pondok pesantren Alhuda. Berkat kesaktian beliau, dedemit, gandruwo, dkknya itu lari terbirit-birit meninggalkan desa itu. Kemudian setelah mengusir syetan-syetan tersebut, beliau mendirikan sebuah musholla kecil untuk dijadikan tempat beliau menyebarkan ilmunya.

Pesantren ini mula-mula adalah sebuah tempat suluk (kegiatan ritual orang yang sedang mengamalkan tareqat), karena pendirinya adalah seorang kyai yang beraliran sufi/ahli thoriqoh. Beliau mengikuti thoriqoh gurunya syeikh Sulaiman Zuhdi di jabal qubais mekkah yang dikenal sebagai thoriqoh Naqsabandiyah-qodiriyah yang pada akhirnya, beliau memperoleh murid banyak. Sampai-sampai musholla tempat beliau dan murid-muridnya tawajjuhan (semacam ritual thoriqoh)tidak muat untuk menampung mereka semua. Oleh sebab itulah, beliau dan murid-muridnya bekerjasama untuk membuat bangunan yang sekiranya cukup untuk tempat mereka mengerjakan segala bentuk ritual dan pengajian.

Seiring waktu yang terus berjalan, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, santri-santri beliau mulai banyak. Diantara mereka ada yang tidak ingin pulang. Artinya, mereka kepingin selalu di samping mursyid/guru thoriqoh mereka untuk lebih dekat dengan beliau, sehingga bias selalu mendengarkan nasihat-nasihat beliau. Mereka mebuat panggung sendiri untuk tempat mereka tidur, dan di buat di sebelah musholla. Kemudian setelah itu, semakin ramai santri-santri dari berbagai pelosok daerah berduyun-duyun mendatangi tempat tersebut untuk menimba ilmu dari sang syeikh. Tidak lama kemudian, sang syekh kembali ke rahmatullah yang meninggalkan kesedihan di hati murid-murid beliau.

Setelah beliau wafat, kepemimpinan thoriqoh dan pesantren dipegang oleh murid beliau yaitu seseorang yang juga sangat 'alim dan juga wara'. Beliau adalah hadlrotus syeikh Hasbullah Abdurrahaman. Sebagian dari kebiasaan orang arab adalah selalu menambahkan nama mereka di belakang nama anak-anak mereka. Mungkin dari situlah kenapa beliau diberi nama oleh ayahanda beliau dengan di tambahkan abdurahman di akhir nama beliau. demikian juga generasi berikutnya yaitu; kyai Mahfudz Hasbullah, kyai Wahib Mahfudz, dst.

Saat ini pesantren Alhuda diasuh oleh dua bersaudara yang sama-sama alimnya yaitu; syekhina KH. Wahib Mahfudz dan K. Yazid mahfudz. Mereka berdua berbagi tugas dalam mengurusi pesantren. Yang satu sebagai atas nama pengasuh, dan yang kedua sebagai atas nama direktur madrasah. Mereka berdualah yang mendidik serta membimbing penulis, hingga pada akhirnya, penulis sekarang bisa kuliah di sebuah Universitas tertua di kairo yang akrab di kenal dengan nama Al-Azhar University. Untuk itulah, penulis lewat media maya ini menghaturkan beribu-ribu terimakasih kepada beliau-beliau yang sudi membimbing kami khususnya penulis, sehingga kami memperoleh ilmu yang banyak, baik, dan bermanfaat.

Kairo, 18 desember 2007

Label:

3 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

apik-apik..........

Selasa, 19 Februari, 2008  
Blogger chamdan mengatakan...

Assalamu'alaikum
Maaf pak ni Chamdan, Q disaranin sama bapak(gus Wahib)buat kuliah di al Azhar, pa lulusan SMA bisa sekolah di Situ, Q minta bantuanN tuk ngasih beberapa informasi&saran yang dirasa penting.Q belum bwt blogger jd tlng infonya dikirim ke EmailQ chaem_ndan77@yahoo.co.id Insyaalloh info dari antum sangat bermanfaat bgQ.Jazakumulloh khoiron katsiro

Minggu, 15 Juni, 2008  
Anonymous SUratno mengatakan...

Assalamu alaikum kang Sarip. Wah, saya bener-bener bangga melihat perkembangan pesantren al-huda yang semakin maju. Demikian juga dengan para alumni-nya yang hebat-hebat seperti sampeyan. Alhamdzulillah, saya sendiri pernah belajar di pesantren ini sekitar tahun 1991-1993-an. Salam kenal kang Sarip.

Selasa, 07 April, 2009  

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda