Senin, Desember 24, 2007

Takut vs Harap

“Pangkal dari semua Kebijaksanaan adalah Takut kepada kepada Allah”
“Satu hal yang dapat menjadikan kita bahagia adalah sebuah harapan”

Oleh: Syarif Istifham

Begitulah pepatah arab mengatakan। Jika kita merenungi mutiara-mutiara makna yang terkandung dalam dua petikan hikmah di atas, maka kita akan menemukan apa yang selama ini dicari-cari oleh mereka yang sedang dilanda kebingungan mencari ketenangan hidup. Sebab hidup bisa tenang apabila kebutuhun jasmani dan rohani terpenuhi. Mungkin sebagian orang ada yang resah karena kebutuhan jasmani belum terpenuhi. Dan sebagian yang lain, meski kebutuhan jasmani sudah terpenuhi bahkan melimpah-melimpah. Namun, kebutuhuhan rohani mereka belum terpenuhi. Kebutuhan rohani di sini bukan yang di maksud kebutuhan rohani yang di minta seorang istri dari suaminya. Atau yang sering kita kenal yaitu kebutuhan akan Sex.

Kita tahu bahwa ketika kita takut terhadap sesuatu, biasanya satu hal yang mesti kita lakukan adalah menghindari sesuatu yang kita takuti tersebut. Namun lain halnya, jika yang kita takuti itu adalah Tuhan kita. Justru kita diperintahkan untuk mendekatinya dengan jalan bertaubat untuk meminta ampunan. Kemudian satu hal lagi yang mesti kita lakukan adalah merubah perilaku jelek kita kepada perilaku yang diridlai dan dicintaiNYA. Tapi juga jangan lupa tanamkanlah dalam hati kita masing-masing sebuah harapan, supaya kita di di dalam usaha kita mencari ridla Allah tidak merasa capek apalagi sampai putus asa. Apabila kita sudah mematri rasa itu dalam dalam, maka kita akan menghadapi segala hal dengan Enjoy atau bahagia.

Jadi antara takut dan harap harus bisa beringan secara sinergi. Kita akan berusaha untuk tidak melakukan apa yang tidak disukai oleh hati nurani, namun disukai oleh nafsu. Karena kita takut bahwa kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Kita juga akan berusaha untuk melakukan apa saja demi tercapainya sesuatu yang kita harap-harapkan. Oleh karena itu mari kita tanamkan bersama di relung hati kita persaan takut dan juga persaan harap. Jadi kesimpulannya kita akan memiliki persaan harap-harap cemas. Karena kita tidak ada yang tahu apakah kita ahli surga ataukah sebaliknya. “Semuanya di mudahkan menuju apa yang ia diciptakan karenanya .” oleh karena itu, pilih dan berjuanglah semaksimal mungkin.

“Barangsiapa menanam benih, pasti dia juga yang akan menuainya”


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda