Senin, Oktober 06, 2008

Jangan rekam kehadiran-ku

Oleh: Syarif Istifham

Aku bukanlah siapa-siapa, yang tak punya apa-apa, dan yang tak bisa apa-apa. Begitulah kira-kira penggambaran seseorang seperti aku ini. Mungkin aku hadir diantara kalian hanya ibarat sampah, yang tiap kali orang melihatnya serasa ingin muntah. Hadirku tak berarti apa-apa, kecuali hanya untuk mengisi sela-sela yang masih kosong. Aku tak tahu sedikit pun mengenai kehendak Tuhan atas diriku, namun aku juga manusia yang memiliki sepotong hati, yang bisa merasa dan bertanya-tanya. Lalu, aku baca tiap-tiap ayat dalam kitab suci-Nya dan aku temukan kalimat "Liya'buduuni". Namun, aku masih belum paham dengan kalimat itu. Apakah kita tercipta hanya untuk menjadi budak-budak ?

Kalau memang seandainya benar begitu, mengapa ada sekat pembeda antara si kaya dan si miskin, si kuat dan si lemah, si pintar dan si bodoh, ningrat dan rakyat, santri dan gus, toh mereka semua juga sama-sama budak/hamba? tapi dalam kenyataan tidak seperti itu, si kaya sombong dengan hartanya, si miskin tak terima dengan kemiskinannya, si kuat merasa diri tak bisa terkalahkan, si lemah hanya bisa diam dan menggerutu dalam hati, begituluah seterusnya. Entah apa lagi yang akan diperbuat mereka, mereka berbuat dan bertindak menurut pikiran mereka sendiri-sendiri, seakan mereka tak punya Tuhan yang Maha Mengatur segalanya.

Maaf, mungkin aku lagi benci dengan sekat-sekat seperti di atas, jadi ngomongnya agak nglantur sedikit. Oke, kembali pada topik awal. Judul di atas adalah apa yang sedang muncul dalam pikiranku sekarang. Aku merasa sangat malu jika kehadiranku ini direkam, karena yang ada nanti hanyalah kekurangan, kekurangan, dan kekurangan. Sampai-sampai tulisan ini pun hanya berisi kekurangan.

Kairo, senin pagi 06 oktober 2008

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda