Kamis, Oktober 23, 2008

Titip Rindu Buat Ayah



Bila menyaksikan klip yang berjudul titip rindu buat ayah ini, tak terasa air mataku mengalir begitu saja. Saya tak tahu kenapa, apakah mungkin karena sosok orang tua yang ada di klip ini mirip dengan ayahku, atau paling tidak sosok orang tua itu menggambarkan bagaimana jerih payah orang tua dalam mencari nafkah untuk anak-anak dan istri. Betapa tidak tersentuh hatiku ketika menonton klip ini, lha wong aku menyaksikan sendiri dan bahkan pernah ikut sesekali membantu orang tuaku menggarap sawah kita. Sungguh apa yang kita rasakan adalah penat, lelah, dan pegel segala macem hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami. Namun kami tetap bahagia karena telah diberikan rizki yang halal oleh Allah. Berapa banyak di luar sana orang yang tak mendapatkan rizki yang halal dari Allah.

Ayahku adalah seorng petani yang sangat tekun dalam bekerja. Berangkat pagi-pagi buta, pulang dzuhur, lalu sehabis shalat dzuhur berangkat lagi sampai kurang lebih jam 17.00 wib. Itu dilakukan hampir setiap hari, kecuali kalau pas lagi ada acara pengajian, maka beliau lebih memilih mengikuti pengajian daripada bekerja di sawah. Karena beliau sangat percaya bahwa dengan mengikuti pengajian tidak akan mengurangi rizki yang suddah ditentukan kadarnya oleh Allah. Bahkan, seringkali beliau merasakan keberkahan dalam rizki itu ketika diselingi dengan kegiatan pengajian. Jadi kalau orang jawa bilang "Ora ngoyo". Begitulah ayahku dalam mengajari putra-putranya agar jangan Ngoyo (terlalu bersemangat) dalam mencari rizki, karena bagaimanapun kita ngoyo mencari rizki, toh rizki udah ada yang ngatur. Jadi, ngapain kita ngatur-ngatur sesuatu yang sudah di atur oleh orang lain??kan cuma buang-buang tenaga doank..!!!

Dulu waktu aku masih kecil ayahku sering ngomongi istilah jawanya agar supaya aku dan saudaraku mendidik anak-anakku sejak dini. Artinya, kalau kita mendidik anak kita dimulai sejak anak kita sudah lahir itu sudah terlambat kata beliau. Karena apa?? Karena seperti filsafat orang tua jama dulu, bahwa "Buah yang jatuh pasti tidak akan jauh dari pohonnya" Artinya perilaku anak itu tidak jauh dari perilaku orang tuanya. Kalau orang tuanya pada waktu masa mudanya dia sukanya hura-hura maka nanti anaknya juga akan mengikuti jejak orang tuanya. Jadi kalau kita menginginkan anak-anak kita sholeh dan sholehah, maka kita harus jadi orang sholeh/sholehah dulu donk!!. Terus caranya bagaimana??ya kalau kita merasa masih belum menjadi orang yang sholeh/sholehah, maka mulailah dari sekarang kita berusaha semampu kita untuk menjadi Orang yang Sholeh/Sholehah. Lalu bagaimana cara kita bisa menjadi orang yang demikian??caranya, ya dengan mencari ilmu. Karena, hanya dengan Ilmu kita bisa meraih itu semua.

Nah, mencari ilmu itu tidak mudah. Memerlukan kesungguhan yang benar-benar dalam mencari ilmu, karena setiap pencari ilmu pastilah banyak menemui rintangan-rintangan yang tidak ringan. Oleh karena itu, ada orang yang sukses, tapi banyak juga yang gagal. Seperti kita ketahui, bahwa kita lebih sering menjumpai orang yang gagal daripada orang yang sukses. Orang yang gagal jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang orang yang sukses. Mungkin saja itu sudah menjadi sunnatullah, tapi ya wallahu a'lam. Yang jelas tidak ada orang yang sukses tanpa sebelumnya mengalami sebuah proses yang melelahkan. Barangsiapa yang sabar dan tabah dalam menjalani proses itu, maka dia akan mendapatkan hasil yang manis berupa kesuksesan. Namun, ada yang perlu diingat di sini, bahwa kesuksesan itu bukanlah hal yang pasti. Karena betapapun kerja keras kita dalam menjalani sebuah proses, itu tidak tentu akan mendapatkan kesuksesan. Kenapa??Karena yang berhak menentukan sukses dan tidaknya hanyalah Allah SWT. Kita hanya diperintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin, adapun hasilnya ya terserah Allah. Wong kita cuma hamba koq mau ngatur-ngatur gusti!!Kan ya lucu. iya tho??Begitulah seharusnya orang-orang yang merasa dirinya adalah mukmin dan muslim.

Terkadang aku ngerasa malu ketika memikirkan "koq ya bisa ayahku yang sekolah SD aja gak tamat mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang sekolah tinggi??sedangkan ibuku hanya tamat SMP. Pokoknya mereka belum pernah ngalamin duduk di bangku SMA, yang katanya masa-masa indah yaitu ketika di bangku SMA, apalagi sampai kuliah. Kenapa aku malu??karena aku berpikir apa ya bisa aku nanti mampu menyekolahkan anak-anakku minimal ya sampai kuliah lah, padahal sekarang aku sendiri belum bisa nyari duit buat aku sendiri. Ditambah lagi sekarang biaya pendidikan semakin mahal. Apalagi, entah nanti lima atau sepuluh tahun ke depan ketika aku udah punya anak dan istri, mereka semua pasti memerlukan biaya-biaya yang tidak sedikit. Yah, Lagi-lagi wallahu a'lam keluar dari mulutku dibarengi desahan nafas yang cukup kencang. Kemudian aku teringat dengan sebuah kata bijak dari petikan kitab Al-hikam yaitu, "Istirahatkanlah dirimu dari mengatur (dalam arti menentukan masa depan)Karena, apa-apa yang sudah menjadi urusan Orang lain (Tuhan)jangan kamu ikut campur", karena kamu nanti akan lelah sendiri jika ikut campur urusan orang lain.

Untuk Ayah dan ibuku yang jauh di sana, Aku di sini (di tempat yang jauh) sangat merindukan belaian kasih sayang dari kalian, teriring do'a semoga Allah selalu menjaga dan merahmati kalian berdu'a dan semoga nanti kita dapat berjumpa kembali. Amien...

Kairo, kamis 23 oktober '08

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda