Rabu, Oktober 08, 2008

Alhamdulillah, aku masih punya Tuhan

Oleh: Syarif Istifham

Hidup memang susah, namun jangan terus kita berputus asa untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik. Betapa pun beratnya hidup tetap kita harus menjalaninya, karena kita tercipta bukan untuk sia-sia. Bersyukurlah kita masih memiliki Tuhan yang setiap saat kita bisa meminta apa saja, hanya dengan menggerakkan mulut kita dan sedikit mengangkat tangan. Alangkah sengsara orang yang tidak ber-Tuhan, kepada siapa dia akan meminta? dan akan kemana kah mereka bisa kembali?

Banyak sekali kita menjumpai orang-orang yang susah hidupnya, baik itu karena himpitan ekonomi, atau karena stress menghadapi masalah-masalah hidup yang begitu semrawut menjadikan mereka hilang kesadaran dan bahkan iman mereka kepada Tuhan pun ikut hilang. Na'udzu billah min dzalik. Di era globalisasi seperti saat ini memang sangat sulit untuk tak memikirkan apa yang disebut materi, namun perlu diingat bahwa materi bukanlah segalanya. Karena manusia terdiri dari dua unsur, yaitu unsur materi dan unsur ruh/jiwa. Kedua unsur tersebut mau tidak mau harus kita penuhi kebutuhanya. Karena kalau tidak, kita tidak akan bisa bertahan hidup.

Kedua unsur di atas adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Jadi, kita tidak bisa hidup tanpa materi, begitu pula kita tidak bisa hidup tanpa ruh/jiwa. Masing-masing dari keduanya ada hak yang harus kita penuhi, apabila kita menghendaki hidup bahagia. Adapun bahagia itu letaknya dalam hati. Kita tidak menebak secara pasti apakah seseorang sedah bahagia ataukah sebaliknya. Karena belum tentu orang yang tersenyum itu sedang bahagia, atau orang yang menangis itu berarti hatinya sedang sedih. Tidak!!!.

Berikut adalah definisi bahagia menurut sebagia orang. "BAHAGIA adalah Hidup tenteram dan tidak punya banyak masalah. Mendapatkan seseorang yang mencintai dan dicintai seumur hidup. Menjadi diri sendiri. Bebas melakukan sesuatu dan tidak terikat orang lain. Terlepas dari keadaan yang membuat stres." Namun, saya kira setiap orang memiliki definisi Bahagia sendiri-sendiri. Terlepas dari berbagai macam definisi tentang Bahagia, yang pasti pada intinya bahagia adalah ketenangan jiwa/ithmi'nanul qalb. Sebaliknya, Sedih adalah kekacauan jiwa/wahsyatul qalb.

Menurut orang-orang sufi, kegelisahan jiwa itu dikarenakan seseorang mengurusi/mengatur apa yang bukan urusannya. dan yang paling esensi adalah dikarenakan menuruti kemauan hawa nafsu. Nafsu itu tak habis-habisnya memperbudak kita, hingga kita tak bisa berehat sejenak saja untuk tidak menurutinya. Ada saja maunya. Terus sampai kapan kita akan menjadi budak-budak perut dan kelamin ?Kata Gus Mus dalam salah satu bait puisi beliau.

Sudah lah, berhentilah dari memanjakan nafsu kita. Sebab, Nafsu itu ibarat anak kecil, jika kita terus memberinya susu, maka dia akan terus menyusu. Tapi kalau kita membiasakan tidak menuruti kemaunya untuk terus menyusu maka dia akan terlatih. Dan di situ lah letak kedewasaan yang sesungguhnya. "Keinginan adalah sumber penderitaan"Kata Iwan Fals dalam salah satu lirik lagunya yang berjudul 'seperti matahari'. Wallahu A'lamu bishshawab...!!!

" يا الهي كفاني فخرا ان تكون لي رباً # وكفاني عزاً ان اكون لك عبدا "

Kairo, Rabu 08 oktober 2008

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Apa komentarmu...??

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda